Serius Belajar dan Bekerja
Suatu malam di sebuah pulau terpencil. Farel tertidur pulas di kasur empuk dalam sebuah kamar peninggalan Belanda. Viki, temannya merasa aneh padanya, 'jauh-jauh kesini cuma ingin tidur, apa tidak takut dengan hantu Belanda di kamar.'
Viki menuju teras villa, duduk bersama dua lelaki disitu. Satu pribumi, satu lagi non-pribumi. Viki pelan-pelan mulai masuk ke pembicaraan mereka. "Ia pak, nyaman sekali disini".
"Warga disini sehari-hari turun ke laut. Pulang pagi atau siang. Saya setiap malam mancing, kadang-kadang sampai dua hari dua malam di laut."
"Mancing dua hari dua malam di laut, pak?"
"Iya, nanti kalau kamu mau coba, boleh kapan-kapan kesini lagi"
"Enak sekali (red: seru banget) ya pak"
"Kalau saya tidak seperti ini, tidak ada rezeki, tidak bisa beri biaya sekolah anak." Sekita raut wajahnya berubah.
Viki terdiam, ucapan terakhirnya salah. Kini ia hanya termenung. Sambil melihat tangan bapak tersebut yang sedang mengikat kail pancingnya.
Pesan : Serius lah dalam belajar. Kurangi main-main, sesekali renungi dan resapi, bagaimana orang tua mencari nafkah untukmu.
Viki menuju teras villa, duduk bersama dua lelaki disitu. Satu pribumi, satu lagi non-pribumi. Viki pelan-pelan mulai masuk ke pembicaraan mereka. "Ia pak, nyaman sekali disini".
"Warga disini sehari-hari turun ke laut. Pulang pagi atau siang. Saya setiap malam mancing, kadang-kadang sampai dua hari dua malam di laut."
"Mancing dua hari dua malam di laut, pak?"
"Iya, nanti kalau kamu mau coba, boleh kapan-kapan kesini lagi"
"Enak sekali (red: seru banget) ya pak"
"Kalau saya tidak seperti ini, tidak ada rezeki, tidak bisa beri biaya sekolah anak." Sekita raut wajahnya berubah.
Viki terdiam, ucapan terakhirnya salah. Kini ia hanya termenung. Sambil melihat tangan bapak tersebut yang sedang mengikat kail pancingnya.
Pesan : Serius lah dalam belajar. Kurangi main-main, sesekali renungi dan resapi, bagaimana orang tua mencari nafkah untukmu.
0 comments:
Post a Comment