Powered by Blogger.

25 Nasihat Luqman Kepada Anaknya

Dalam Rangka Membina Pribadian Yang Luhur
Dikutib Dari Tafsir Rahul Ma’ani dan Kita Hidayatul Mursyidin

1. Hai anakku, ketahuilah sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam banyak manusia yang karam di dalamnya, bila engkau ingin selamat agar jangan karam,
layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama taqwa, isinya ialah iman dan layarnya adalah tawakkal kepada Allah,.

2. Orang-orang yang senantiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapatkan penjagaan dari Allah, orang yang insaf dan sabar setelah menerima nasihat orang lain, dia senantiasa menerima kemulian dari Allah juga.

3. Hai anakku, orang yang merasa dirinya hina dan rendah dalam beribadah dan taat kepada Allah, sehingga ia tawadhu kepadaNya, ia akan lebih dekat kepada Allah dan selalu berusaha menghindarkan ma’siat kepadanya.

4. Hai aanakku, seandainya orang tuamu marah kepadamu karena kesalahanmu, maka marahnya orang tua itu bagaikan pupuk bagi tanam-tanaman.

5. Jauhilah dirimu dari berhutang, karena sesungguhnya berhutang itu bisa menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.

6. Dan selalulah berharap kepada Allah tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak mendurhakai Allah, Takutlah kepada Allah dengan sebenar-benar takut, tentulah engkau akan terlepas dari sifat keputusasaan dari rahmatnya.

7. Hai anakku, seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercaya orang dan seorang yang telah bejad akhlaknya akan senantiasa banyak melamunkan hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi peringatan kepada orang yang tidak mau mengerti.

8. Hai anakku, engkau telah merasakan betapa beratnya batu besar dan besi yang amat berat, tetapi engkau akan lebih berat lagi dari pada itu semua adalah bilamana engkau mempunyai tetangga yang jahat.

9. Hai anakku, janganlah sekali-kali engkau mengirimkan seseorang yang bodoh menjadi utusan, maka bila tidak ada orang cerdas dan pintar, sebaiknya dirimu sajalah yang menjadi utusan.

10. Jauhilah sifat dusta, sebab berdusta itu mudah sekali mengerjakannya, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.

11. Hai anakku, bila engkau menghadapi 2 alternatif menjenguk orang mati ataukah menghadiri pesta perkawinan, maka ketahuilah, engkau memilih untuk melayat oarng mati itu akan mengingatkan kamu kepada kampung akhirat, sedangkan menghadiri pesta perkawinan hanya mengingatkan kamu kepada kesenangan dunia saja.

12. Janganlah engkau makan sampai kenyang, sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu alangkah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing saja.

13. Hai anakku, janganlah engkau langsung menelan saja karena manisnya dan janganlah engkau langsung memuntahkan pahitnya barang, karena yang manis itu belum tentu membawa kesegaran, dan yang pahit itu belum tentu menimbulkan kegetiran.

14. Makanlah makananmu bersama-sama dengan orang-orang yang bertaqwa, dan musyawarahkan urusanmu dengan para alim ulama dengan cara memohon nasihat padanya.

15. Hai anakku, bukanlah suatu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal ini tak ubahnya bagaikan seorang yang mencari kayu bakar setelah banyak terkumpul maka ia tak kuat memikulnya padahal ia masih selalu menambahnya jua.

16. Hai anakku, bila engkau ingin menemukan kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan pura-pura membikin marah, bilamana di dalam kemarahanmu itu dia masih berusaha menginsafkan atau menyadarkan kamu maka bolehlah dia engkau ambil menjadi kawan. Bila tidak demikian, maka berhati-hatilah engkau terhadapnya.

17. Selalulah baik tutur katamu dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu karena engkau akan di sukai orang yang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberi barang yang berharga.

18. Hai anakku, bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun bukanlah dia yang mengharap sesuatu darimu.

19. Jadilah dirimu dalam segala perilaku sebagai orang yang tidak menerima pujian atau mengharapkan sanjungan orang lain, karena motifasi ria itu menimbulkan cela.

20. Hai anakku, usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata yang busuk, dan serta kasar, karena engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.

21. Hai anakku, janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu merepotkan dunia saja, karena engkau di ciptakan Allah bukan untuk dunia saja. Sesungguhnya tidak ada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya oleh dunia.

22. Hai anakku, jangan engkau mudah tertawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan. Engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti. Janganlah engkau menyangkang sesuatu yang tidak ada gunanya bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu.

23. Barangsiapa yang penyayang tentu akan disayang, siapa yang diam akan selamat daripada berkata yang mengandung racun dan barangsiapa yang tidak bisa menahan lidahnya dari berkata kotor tentulah akan menyesal.

24. Hai anakku, bergaullah rapat engkau dengan orang alim dan orang berilmu, perhatikanlah kata dan nasihatnya, karena sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarnya dengan cahaya hikmah mutiara. Kata-katanya bagaikan tanah yang subur disiram air hujan.

25. Hai anakku, ambillah harta dunia sekedar keperluan dan nafkankanlah selebihnya untuk bekal akhiratmu, jangan engakau tendang dunia ini ke keranjang sampah, karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya jangan engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya, karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka.

0 comments:

Post a Comment