Nasihat Imam Ghazali
Nasihat Imam Ghazali dalam kitab Ihya
Ulumuddin/kitab Ma'allah: Ilmu adalah cahaya. Demikian kata imam syafi’I dalam
syairnya. Karena ilmu begitu penting, Rasulullah saw memerintahkan, “Tuntutlah
ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad.” Namun, ilmu saja tidak cukup. Ilmu
harus dimanfaatkan, dengan mengajarkan dan –yang terpenting- mengamalkannya.
Imam Al- Ghazali, penulis kitab Ihya Ulumuddin, pernah mengirim surat kepada
salah seorang muridnya. Melalui surat itu, Al-Ghazali ingin menyampaikan
tentang pentingnya memadukan antara ilmu dan amal. Berikut petikannya.
Anakku… Nasihat itu mudah. Yang sulit adalah
menerimanya. Karena, ia keluar dari mulut yang tidak biasa merasakan pahitnya
nasihat. Sesunggunya siapa yang menerima ilmu tetapi tidak mengamalkannya, maka
pertanggungjawabann ya akan lebih besar. Sebagaimana sabda Rasulullah saw,
“Orang yang paling berat azabnya pada hari kiamat kelak adalah orang berilmu
(‘alim; ulama) yang tidak memanfaatkan ilmunya.”
Anakku… Janganlah engkau termasuk orang yang
bangkrut dalam beramal, dan kosong dari ketaatan yang sungguh- sungguh.
Yakinlah, ilmu semata tak akan bermanfaat-tanpa mengamalkannya. Sebagaimana
halnya orang yang memiliki sepuluh pedang Hindi; saat ia berada di padang pasir
tiba-tiba seekor macan besar nan menakutkan menyerangnya, apakah pedang-pedang
tersebut dapat membelanya dari serangan macan jika ia tidak menggunakannya? !
Begitulah perumpamaan ilmu dan amal. Ilmu tak ada guna tanpa amal.
Anakku… Sekalipun engkau belajar selama 100 tahun
dan mengumpulkan 1000 kitab, kamu tidak akan mendapatkan rahmat Allah tanpa
beramal. “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya.” (QS. An- Najm [53]: 39) “Barang siapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (QS.
Al-Kahfi [18]: 110)
Anakku… Selama tidak beramal, engkau pun tidak
akan mendapatkan pahala. Ali Karramallahu wajhahu berkata, “Siapa yang mengira
dirinya akan sampai pada tujuan tanpa sungguh- sungguh, ia hanyalah
berangan-angan. Angan- angan adalah barang dagangan milik orang-orang bodoh.
Al-Hasan Al-Basri rahimahullah berkata, “Meminta surga tanpa berbuat amal
termasuk perbuatan dosa.” Dalam sebuah khabar, Allah SWT berfirman, “Sungguh
tak punya malu orang yang meminta surga tanpa berbuat amal.” Rasulullah saw
bersabda, “Orang cerdas ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya dan
berbuat untuk setelah kematian. Dan orang bodoh ialah siapa yang memperturut
hawa nafsunya dan selalu berangan-angan akan mendapatkan ampunan Allah.”
Anakku… Hiduplah semaumu, karena pada hakikatnya
engkau itu mayit. Cintailah sesukamu, karena pasti engkau akan meninggalkannya.
Dan, lakukanlah amal karena pasti engkau akan diberi balasan. Ilmu tanpa amal
adalah gila. “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang
kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab
(Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah [02]: 44). Dan, amal
tanpa ilmu adalah sia-sia. Keduanya harus dipadukan satu sama lain. Ilmu semata
tak akan menghindarkanmu dari maksiat hari ini, dan tidak pula dapat
menyelamatkanmu dari siksa neraka di hari esok. Jika hari ini kamu tidak
sungguh- sungguh beramal, maka pada hari kiamat kelak engkau akan berkata,
“Kembalikanlah kami (ke dunia) agar dapat melakukan amal salih.” Namun,
dijawab, “Hei kamu, bukankah kamu telah dari sana?!”
“Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan
sedikit pun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu
kerjakan.” (QS. Yasin [36]: 54) Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kepada
kita ilmu yang berkah dan kemampuan untuk merealisasikan ilmu-ilmu yang telah
Dia anugerahkan kepada kita. Amin…. (M.Sadewa.A\\Lihat kitab Ihya Ulumuddin /
Ma'allah karya Muhammad Al-Ghazali)
0 comments:
Post a Comment